Esai Pendapatan Negara

Potensi Transportasi Online Menambah Penerimaan Negara
            Semakin berkembang suatu negara semakin banyak pemasukan negara yang dibutuhkan. Oleh karena itu, negara perlu mencari sumber pendapatan baru untuk mendanai kegiatan – kegiatan terkait pembangunan nasional. Pendapatan negara sendiri merupakan hak bagi negara. Pendapatan negara dapat berupa pajak, penerimaan selain pajak, dan pemberian sukarela dari pihak lain yang biasa disebut hibah.
            Saat ini, transportasi online sangat familiar ditelinga masyarakat indonesia. Mereka berkembang karena dianggap lebih efektif dan efisien dalam penggunaan. Hal tersebut sejalan dengan hasil survei yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang menyatakan bahwa alasan utama responden memilih menggunakan transportasi online, adalah murah yakni 84,1 persen. Disusul alasan cepat (81, 9 persen), nyaman (78, 8 persen), dan terakhir alasan aman sebanyak 61, 4 persen. GO-JEK merupakan salah satu transportasi online yang paling banyak digunakan. GO-JEK bagai industri padat karya yang menyediakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat Indonesia. Banyaknya pengguna tak melewatkan GO-JEK memiliki potensi untuk menambah pendapatan nasional. Mengapa bisa demikian? Bagaimana GO-JEK dapat dikatakan memiliki potensi sebagai sumber pendapatan negara? GO-JEK merupakan aplikasi yang belum disentuh oleh pemerintah, belum ada peraturan yang mengaturnya secara keseluruhan. Seperti yang disebutkan diatas banyaknya pengguna menjadi hal positif untuk dimanfaatkan
Pertama, menetapkan pajak dari GO-JEK. Salah satunya dengan memungut Pajak Penghasilan atau PPh para pengemudi GO-JEK. Menurut data yang diungkap GO-JEK sebagaimana dihimpun KompasTekno, Senin (18/12/2017), dari Kompas.id. Layanan yang dimiliki GO-JEK dipakai secara aktif oleh 15 juta orang setiap minggunya. Para weekly active user ini dilayani sekitar 900.000 mitra pengemudi GO-JEK. Dan setiap bulannya, lebih dari 100 juta transaksi terjadi di platform GO-JEK. Dari data tersebut, jika ratusan ribu driver GO-JEK dipungut pajak penghasilan dari hasil kerjanya, maka negara mendapat penambahan pendapatan yang tidak dapat dikatakan sedikit jumlahnya.
Penghasilan pengemudi GO-JEK pun cukup layak jika dipungut pajak. Sesuai informasi dari Deni Hendani, pengendara ojek di GO-JEK Indonesia mengklaim pendapatannya sebagai tukang ojek cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluaganya. Bahkan, dia mengaku pekerjaannya itu memberikan penghasilan yang lebih tinggi daripada upah minimum regional (UMR) Jakarta.
"Setiap harinya kalau mau rajin bisa dapat lebih dari Rp 200 ribuan. Setiap bulan biasanya saya bisa kasih ke istri untuk kebutuhan rumah tangga sebesar Rp 4 juta, itu sudah bersih ya kebutuhan harian saya di luar uang itu,  lebih besar dari UMR Jakarta," tutur Deni kepada tim Tekno Liputan6.com.
Kedua, Seperti yang dilansir detik.com, tahun 2017 lalu, GO-JEK sah menjadi agen pajak bagi mitranya yang melakukan registrasi NPWP dan bayar pajak untuk melaporkan SPT. Dengan kerjasama sama ini, Pemerintah dapat memaksimalkan jangkauan layanan kepada masyarakat dalam mengakses sistem perpajakan. Sedangkan GO-JEK sendiri dapat mengambil untung dari penarikan fees admin kepada pembayar pajak. Peningkatan layanan pajak berdampak positif bagi pendapatan negara. Pengamat Pajak dari DDTC, Darussalam menyatakan "Adanya keterlibatan GO-JEK sebagai agen pajak tentu sesuatu yang positif. Pertama, adanya potensi peningkatan kepatuhan pajak dari mitra GO-JEK yaitu pengemudi dan UKM yang jumlahnya mencapai 100 ribu”. Potensi peningkatan kepatuhan membayar pajak ini akan menambah pemasukan negara berupa setoran pajak wajib pajak.
Terakhir, GO-JEK dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dari data – data yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan GO-JEK memperluas lapangan kerja di Indonesia dan mengurangi jumlah pengangguran. Jadi selain meningkatkan pendapatan negara, GO-JEK juga meningkatkan pendapatan individu. Dapat dilihat dalam kehidupan sehari – hari, seseorang yang awalnya menganggur dengan mudah mendapatkan penghasilan dengan menjadi driver GO-JEK, seorang pelayan restoran mendapat penghasilan tambahan ketika selesai jam kerjanya, dan seorang mahasiswa pun juga dapat menambah pemasukan mereka sekaligus dapat membantu meringankan beban orang tua dalam pembiayaan pendidikan.
Dengan demikian, banyak potensi yang dapat diambil dari GO-JEK sebagai sumber pendapatan negara. Bukan hanya meningkatkan pendapatan negara melainkan juga masyarakat individu. Jika potensi tersebut diolah secara cepat dan optimal maka bukan hanya perekonomian negara yang membaik tapi kesejahteraan masyarakat juga semakin meningkat. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia sebaiknya mulai bergerak menangani hal tersebut, memanfaatkan teknologi baru yang muncul dan berpotensi agar dapat menjaga kestabilan ekonomi dan memperlancar pembangunan nasional.