LAPORAN PENGAMATAN STRUKTUR TULANG

STRUKTUR TULANG
II.        TUJUAN
PERCOBAAN I:
Untuk mengamati bagian bagian tulang
PERCOBAAN II :
1.     Untuk mengamati struktur tulang keras
2.     Mengetahui zat  yang  menyusun tulang
3.     Mengetahui kandungan pada tulang
4.     Mengetahui perubahan pada tulang ayam sebelum dan sesudah direndam ke dalam larutan HCL
5.   Untuk dapat mengetahui bagian – bagian tubuh mana yang termasuk tulang keras dan tulang rawan

III.        DATA PENGAMATAN
A.    ALAT DAN BAHAN


PRAKTIKUM I : BAGIAN – BAGIAN TULANG
1.     Pisau atau pemotong tulang
2.     Kaca pembesar
3.     Alat tulis
4.     Tulang paha ayam segar
5.     Tulang paha ayam kering

PRAKTIKUM II : STRUKTUR TULANG KERAS
1.     Tulang paha ayam segar
2.     Gelas Beker
3.     Cawan Petri
4.     Pisau
5.     Pinset
6.     Sarung tangan karet
7.     Kertas tisu
8.     Larutan asam klorida (HCl) 25%



B.     CARA KERJA

PRAKTIKUM I : BAGIAN - BAGIAN  TULANG
1.   Menggambar keseluruhan tulang paha ayam baik yang kering maupun segar
2.   Memotong kedua tulang paha kering dan tulang paha segar hingga sampai bagian tengah tulang
3.   Menggambar bagian bagian dalam tulang

PRAKTIKUM II : STRUKTUR TULANG KERAS
1.      Menggunakan sarung tangan untuk membersihkan tulang dari daging yang menempel.
2.      Mengamati keadaan struktur tulang tersebut
3.      Meletakkan tulang ke dalam gelas beker. Tuangkan HCl 25% ke dalam gelas beker hingga tulang terendam dan biarkan selama 50 menit.
4.      Mengambil tulang menggunakan pinset, cuci tulang dengan air yang mengalir, keringkan tulang dengan kertas tisu, dan letakkan pada cawan petri.
5.      Mengamati perubahan keadaan tulang setelah direndam dan catat hasil pengamatan ke dalam tabel.

   IV.            IV.         PEMBAHASAN
A.    DASAR TEORI
TULANG
Tulang merupakan sistem gerak pasif dan merupakan jaringan ikat pembentuk rangka. Fungsi tulang meliputi; sebagai alat gerak, tempat melekat otot, pelindung (protect), memproduksi sel – sel darah (hemopoiesis), penyimpan cadangan mineral dan lemak, pemberi bentuk (formasi), dan imunologi (kekebalan).
Tulang menurut zat penyusunnya, dapat dibedakan menjadi tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon).
Kartilago adalah tulang lentur yang kuat. Tersusun atas kondrosit yang terbentuk oleh kondroblas dan bertempat di lakuna yang dikelilingi matriks. Matriks kartilago tersusun atas serabut kolagen, serabut fibrosa, dan serabut elastin. Antar kondrosit terdapat banyak zat perekat dan sedikit zat kapur. Berdasarkan kandungan matriksnya, kartilago dibagi menjadi tiga meliputi; tulang rawan hialin (serabut elastin lebih banyak daripada serabut kolagen), tulang rawan elastin (serabut elastin), tulang rawan fibrosa (serabut kolagen).
Osteon tersusun atas osteosit yang terbentuk oleh osteoblas dan bertempat di lakuna yang terdapat dalam lapisan konsentris (lamela). Lamela osteon tersusun atas serabut saraf dan pembuluh darah. Osteon bersifat keras, dan kaku karena 2/3 matriksnya tersusun atas kalsiumsulfat, kalsiumklorida, magnesiumsulfat. Selain itu, osteon elastis karena 1/3 matriksnya merupakan serabut kolagen. Penyusun Osteon lain disebut osteoklas. Osteoklas ini yang membentuk rongga pada tulang. Antar osteosit ada saluran penyuplai makanan dengan difusi yang disebut saluran kanalikuli. Osteon terbungkus oleh membran periosteon yang menutupi seluruh osteon kecuali pada persendian. Periosteon mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa dan saraf
Osteon dibagi menjadi dua yaitu tulang padat dan tulang spons. Tulang padat  adalah tulang keras yang bersifat halus dan padat. Pada tulang padat, dapat ditemui sistem Havers yang ditengahnya terdapat saluran Havers yang dikelilingi osteosit. Ditengah tulang padat terdapat sumsum merah dan kuning. Sedangkan tulang spons adalah tulang yang lebih ringan dari tulang padat, berongga, dan kuat. Pada tulang spons tidak ditemui sistem Havers tetapi masih memiliki sumsum
Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau osifikasi.
Tulang rawan dapat terjadi jika kita banyak mengkonsumsi larutan - larutan seperti asam cuka (HCL) yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan sangat rawan. Tulang mengandung sel-sel hidup dan matrik intraseluler yang diliputi garam mineral. Kalsium fosfat menyusun sekitar 80% bahan mineral dan sisanya sebagian besar terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium fosfat.
Sumsum tulang terdapat dalam tulang kering, tulang paha, tulang pinggul, tulang dada, tulang iga, tulang hasta, tulang belikat dan kuku.

B.     HASIL PENGAMATAN
PRAKTIKUM I : STUKTUR TULANG
     Pada pengamatan pertama, kita menggambar bentuk tulang segar dan kering. Bentuknya hampir mirip hanya ada beberapa warna yang lebih antara tulang segar dan tulang kering. Tulang segar berwarna putih kemerahmudaan sedangkan tulang matang berwarna putih kekuning kuningan.
Tabel Perbedaan Tulang Segar dan Tulang Matang
Tulang segar
Tulang matang







Namun, setelah dipotong kedua tulang tersebut maka akan tampak perbedaan yang sangat terlihat jelas. Bagian dalam tulang segar atau sumsum tulangnya berwarna merah, kemudian masih terdapat darah – darah di sumsumnya sehingga bentuk sumsumnya encer mendekati cairan. Permukaan sumsum lembek berongga
Sedangkan, bagian dalam tulang kering atau sudah dimasak atau sumsumnya berwarna coklat kemerahan. Sumsum tulang kering berbentuk kental mendekati padat, kemudian juga dapat dilihat bahwa permukaan sumsum tulang kering berongga
         
PENGAMATAN II : STUKTUR TULANG KERAS
    Pada pengamatan kedua, kita menggunakan sarung tangan karet untuk keselamatan pengamatan. Kemudian, langsung menyiapkan tulang segar untuk dimasukan ke dalam gelas beker yang terdapat larutan HCL 25% yang sudah disiapkan sebelumnya. Setelahnya, kita menunggu hingga 50 menit. Jika sudah 50 menit, tulang diambil menggunakan pinset, kemudian mencuci tulang dengan air yang mengalir dan mengeringkan tulang dengan kertas tisu. Lalu meletakkan tulang pada cawan petri. Kemudian, kita amati.
Terlihat terjadi perubahan – perubahan antara tulang kering sebelum dan sesudah dimasukan dalam larutan HCL 25%. Berikut tabel perbedaan antara tulang kering sebelum dan sesudah dimasukan dalam larutan HCL 25%. :
No
Tulang yang diamati
Keadaan struktur tulang
Keterangan lain
Warna
Kekerasan
Kelenturan
1
Sebelum direndam HCl 25%
Pucat
Sangat Keras
Tidak lentur
Tidak rapuh, sumsum berwarna merah, bau amis
2
Sesudah direndam HCl 25%
Putih kehitam-hitaman
Melunak
Lentur
Tulang rapuh, sumsum berwarna hitam & hancur, busuk

     V.        KESIMPULAN
PRAKTIKUM I : BAGIAN – BAGIAN TULANG
·         Pada tulang pipa terdiri atas tulang padat di bagian luar dan tulang spons di bagian dalam
·         Bagian tulang pipa ada tiga meliputi : epifise (bagian kepala), cakram epifise (batas epifise dan diafise, diafise (bagian tengah)
·         Pada diafise tulang segar terdapat pembuluh darah, pembuluh limfa, sumsum. Sumsum ini terdiri ada dua macam, sumsum merah yang memproduksi sel sel darah dan sumsum kuning untuk membentuk lemak inaktif
·         Pada diafise tulang yang sudah dimasak (matang) tidak lagi terdapat darah yang mengalir hanya sumsum saja yang tersisa dan berwarna coklat.

PRAKTIKUM II : STRUKTUR TULANG KERAS
Jika tulang keras, kita rendam dalam larutan asam maka akan terjadi perubahan struktur tulang menjadi lentur, rapuh, lunak, tulang berwarna putih kehitam-hitaman, hancur.

   VI.        PERTANYAAN DAN JAWABAN
PENGAMATAN I : STUKTUR TULANG
Pertanyaan
1.     Berilah keterangan pada seluruh gambar yang telah kamu buat. Diskusikanlah hal ini bersama teman sekelompokmu
2.     Bagaimana warna, bentuk, dan permukaan sumsum tulang yang kamu amati?
3.     Berasal dari apakah sumsum tulang itu? Apakah fungsi sumsum tulang?
4.     Jelaskan Proses Osifikasi
Jawaban
1.      Gambar stuktur tulang :
        
                            
2.      

Tabel Perbedaan sumsum tulang kering dan sumsum tulang segar
No
Tulang
Warna
Bentuk
Permukaan
1
Segar
Merah
Encer mendekati cairan
Lembekberongga
2
Matang
Coklatkemerahan
Kental mendekati padatan
Berongga

3.      Sumsum tulang berasal dari tulang spons yang lembut. Fungsi sumsum tulang :
a.     Sumsum merah, memproduksi sel – sel darah yaitu
·         Sel darah merah, untuk mengangkut oksigen dari paru – paru keseluruh tubuh
·         Sel darah putih, untuk pertahanan tubuh
·         Keping darah, untuk membantu prose pembekuan darah
b.     Sumsum kuning, untuk memproduksi lemak inaktif

4.      Proses Osifikasi yang terjadi
Osifikasi pada tulang pipa adalah osifikasi kondral. Tulang keras berbentuk pipa berasal dari tulang rawan. Kemudian pembuluh darah menempel pada perikondrium (membran tulang rawan) sehingga membentuk osteoblas. Osteoblas membentuk osteosit dan menggantikan menjadi osteon. Didalam osteon ternyata juga bekerja osteoklas di diafise yang berperan membentuk rongga. Didalam rongga terdapat sumsum, pembuluh darah, pembuluh limfa, saraf. Osteon memanjang dan ujung – ujungnya membentuk tulang spons.
PENGAMATAN II : STUKTUR TULANG KERAS
1.     Perubahan apakah yang terjadi pada tulang sebelum dan sesudah direndam HCl 25%?
·           Sebelum direndam : struktur keras, tidak rapuh, berbau amis, sumsum berwarna merah, tulang berwarna putih bersih
·           Sesudah direndam : lentur, rapuh, lunak, tulang berwarna putih kehitam-hitaman, hancur
2.     Setelah tulang direndam HCl 25% apakah tulang bisa dibengkokkan? Apakah pengaruh HCl terhadap struktur tulang? Tuliskan reaksi kimianya!
·         Setelah direndam HCl 25%, tulang bisa dibengkokkan
·         Pengaruh HCl menyebabkan tulang lentur/lunak karena jumlah kalsium menurun drastis.
·         Reaksi Kimia: HCl + Ca  CaCl2 + H2
3.     Apakah fungsi zat kapur (Kalsium Fosfat dan Kalsium Karbonat) bagi tulang?
Fungsi zat kapur :
a.     Kekuatan tulang
b.     Membantu tumbuh kembang tulang
c.     Menambal tulang keropos

  VII.        LAMPIRAN